DESEMBER
Surat 5# : Soup Jawa dan Balai Bambu
Surat 5# : Soup Jawa dan Balai Bambu
Memenuhi benak saya lagi dengan kenangan bersamanya...
Sejauh ini, dia adalah satu-satunya Kekasih saya dalam
konteks ’ dua lelaki saling mencintai’.Dan dia seorang China yang di mata saya
adalah (selalu) indah... Karena dia baik...tidak seperti yang orang bilang
tentang China; Karena dia ber-visi dalam hidupnya... pekerja keras dan selalu berbuat
baik untuk siapapun termasuk sangat suka melakukan kegiatan charity di
mana-mana; Karena dia satu-satunya lelaki yang bisa membuat saya tertawa dan
menangis...
Saya selalu menangis, tanpa dia tau, ketika dia bercerita sangat
sering tentang Mamahnya... Satu-satunya wanita yang dia kagumi.... Bagaimana
Mamahnya selalu hadir dalam mimpinya ketika dia sedang mengalami kesedihan yang
tak berujung tanpa sebab.. Bagaimana Mamahnya selalu mengasihinya, sangat lebih
banyak dibandingkan Papahnya yang hampir tidak pernah memperhatikannya.
Bagaimana Mamahnya menjadi sosok yang
dimatanya sangat disesalinya, karena ketika dia sudah sesukses sekarang ini
tidak bisa dilihat Mamahnya karena beliau lebih dulu pergi ke alam lain semasa
dia SMA. Dan kerinduan kepada Mamahnya orang Jawa itu selalu luar biasa.
Apalagi ketika melihat saya sedang merokok di depannya..
# Den, caramu merokok iku..koyok Mamah ku... dipegang jari
telunjuk dan ibu jari... dihadapkan ke dalam bayangan telapak tangan...bukan ke
luar telapak tangan. Seolah-olah pingin menyembunyikan rokok iku dari pandangan
orang..
Matanya selalu berkaca-kaca, ketika membicarakan itu. Bahwa
Mamahnya suka dengan tembakau asli..dan selalu meraciknya sendiri, melintingnya
dengan kertas klobot merk jambu bol.. ketika pagi-pagi sekali di dapur... di
atas balai bambu menghadap ke tungku kayu; menanak nasi dan memasak lauk-pauk
untuk Papahnya dan semua anak-anaknya..
Dapurnya sedikit terbuka untuk memberi ruang bagi keluarnya
asap dari tungku kayu itu, kalau tidak..pasti asap-asap itu akan memenuhi seisi
rumah dan membuat mata jadi sangat pedas. Yang menarik adalah balai bambu yang mirip
dan seukuran ranjang kamar suit room hotel itu selalu menjadi tujuan utama
Kekasihku begitu bangun pagi, karena mendapati Mamahnya selalu disitu. Sambil
masih terasa kantuk, karena terlalu pagi bagi anak kecil seusia dia, dia
menatap Mamahnya yang sedang mempersiapkan makanan. Dia tiduran di sana...
bahkan membawa bantalnya yang dia bilang ‘penuh dengan air liur nya’ ke atas
balai bambu itu...untuk merebahkan tubuhnya. Menatap Mamahnya berlama-lama..
Balai bambu itu terasa lebih hangat dibandingkan dengan ruang
lain di rumahnya. Tentu saja, karena tidak lebih dari dua meter di dekatnya
sedang menyala api kuning kemerahan dari kayu-kayu bakar tepat dibawah bokong
panci dan wajan yang mengeluarkan bunyi-bunyi khusus menandakan ada yang sedang
meletup-letup didalamnya, beras dan air mendidih atau minyak panas dan tahu
goreng. Hmmm...
Khusus di daerah tertentu, Orang Jawa menyebut balai bambu
itu Lincak.. enak untuk diduduki dan enak untuk selonjoran... Beberapa bahan makanan diletakkan di atas
lincak itu, kadang-kadang, karena tidak ada tempat lain, misalnya ubi, kentang,
buah labu kuning atau sekarung beras atau padi...juga sayur mayur dan buah
untuk pencuci mulut. Balai bambu itu kadang terasa sempit buat kekasihku,
apalagi jika Mamahnya meninggalkan racikan rokok nya disana..karena biasanya
lintingan rokok bertebaran diatasnya...
#Dan itu artinya Mamah wis terbangun beberapa jam sebelum aku,
Den bagus...bisa jadi jam dua atau jam tiga ..buktinya rokok yang telah
berhasil dilintingnya banyak banget !! Kalo aku tanya ke Mamah’ jam piro tangi
Mah?’.. lalu biasanya Mamah cuma tersenyum, dan mencium keningku lalu mengusap
rambutku, duduk disebelah tubuhku yang selonjoran...
Balai bambu dan kehidupan dapur pagi hari menjadi hal yang
paling menyenangkan baginya. Karena dia bisa lebih dekat dengan Mamahnya..
diperhatikan..dielus-elus..sebab di lain waktu tidak bisa melakukannya, padahal
Kekasihku yang mungil sangat
membutuhkannya sering. Mamahnya selalu mendampingi Papahnya kemanapun pergi,
pergi kulakan kain untuk dijual lagi di toko mereka.
Kedekatannya dengan Mamahnya di dapur membuat dia sangat suka
dan hobby memasak. Bisa diduga, masakan kesukaannya adalah masakan Jawa,
seperti juga Mamahnya yang berdarah Jawa dan berkulit coklat seperti saya.
Maka-nya dia bilang , dia paling betah memandangi saya setiap saat,
memperhatikan warna kulit saya dan ke-Jawa-an saya. Kedekatannya dengan
Mamahnya di dapur membuat dia sangat suka memasak Soup Jawa, masakan pertama
yang berhasil dia pelajari dan dia buat sendiri...
# Kalau demam dan badan terasa tidak fit.. Den Bagus ojok
lupa bikin soup ae... itu berkhasiat mengurangi demam dan badan bisa bugar
kembali Den... keringat dingin akan keluar, tidur, dan besoknya seger..
(memang ada kandungan
merica, bawang putih, dan kaldu ( ayam) yang konon menjadikan Soup begitu
manjur untuk mengatasi masuk angin dan demam)
Demikianlah, Soup Ayam Jawa dengan kaldu bening menjadi menu
favoritnya. Karena setiap kali memasak nya, dan saya disebelahnya... dia selalu
bilang
# Aku kangen Mamahku Den...
Rautnya menjadi berbeda, ada semacam keharuan yang saya tidak
bisa terjemahkan. Dan saya selalu memeluknya dari belakang demi matanya yang
berkaca-kaca... saya lingkarkan kedua tangan saya kebahu nya atau perutnya yang
cembung..membiarkan kulit coklat sawo matang saya dinikmatinya mungkin sedikit melengkapi
kerinduannya kepada Mamahnya yang Jawa...hal itu sangat tidak sulit, karena
saya lebih tinggi darinya...
Kekasihku sangat mengidolakan Mamahnya.. tidak ada satupun wanita
yang mampu melebihi Mamahnya...
Apakah itu juga yang
menjadikan dia sama sekali tidak tertarik dengan wanita? Apakah tidak ada
wanita sehebat dan seindah Mamahnya sejauh ini, sehingga dia hanya tertarik
kepada lelaki? Apakah dia tidak ingin
menggantikan wanita terhebat, Mamahnya, dengan wanita lain di hati nya,
sehingga dia tidak memiliki rasa kepada wanita?
Saya tidak akan ingin mencari jawabannya..karena ternyata
saya juga seorang lelaki yang menjadikan Ibu saya salah satu wanita terhebat
dalam hati saya...
# Balai bambu dan Soup Jawa, sampaikan salam kangen saya
kepadanya.. dia ada dimana sekarang? Saya tidak ingin bertemu dia... karena dia
juga tidak.
====